Sabtu, 20 November 2010

Jakarta - Semarang - Solo - Jakarta



Nama Bis :
Po. Shantika
Kelas :
Executive (28 Seat)
Nomor Polisi :
H 1505 CG
Fasilitas :
Seat 2-2
Toilet
TV LCD
Makan 1 kali
Karoseri :
Scorpion King (Tentrem)
Mesin :
Scania K380 IB
Harga Tiket :
Rp. 140.000,-




Setelah terpending 2 minggu untuk menjajal ketangguhan mesin Scania Mba Shanti yang memiliki 380 kali tenaga kuda dengan isi slinder 12.000 cc, akhirnya pada tanggal 5 November 2010 bisa terlaksana juga. Tepat pukul 16.00 tiba di terminal Lebak Bulus, disana sudah parkir sebuah bis bermuka sangar berwarna putih berselendang Orange dan di kaca depan bagian atas tertulis “SCANIA” diantara bis-bis Muria-an (Jepara-an), diantaranya yaitu Bejeu RK-8 R260 Marcopolo & Shantika Evobus MB 1526 abu-abu parkir sejajar menghadap pintu keluar, Haryanto Red Phoenix MB 1526 Marcopolo & Muji Jaya Orange MD77 MB 1525 Marcopolo di sebelah kirinya, sedangkan sebelah kanannya ada Shantika Hijau Galaxy Airs Jurusan Ponorogo, Senja Furnindo dan 3 buah Nusantara.

Setelah mengambil tiket yang sudah dipesan 2 hari sebelumnya, aku segera memasuki bis untuk meletakkan ranselku di seat bernomor 1A sambil melihat kondisi interior yang menurutku sangat mewah, apalagi bis ini tergolong langka di Indonesia , baru ada 4 unit dan hanya PO. Harapan Jaya & PO. Shantika yang memilki Scania K380IB ini dengan masing – masing 2 armada. Konon kabarnya pengambilan warna livery orange ini untuk meghormati mendiang owner PO. Harapan Jaya (yang khas dengan warna orangenya) dikarenakan PO. Shantika membeli chasis ini melalui beliau.

Tepat pukul 17.30 mba shanti keluar dari lebak bulus, dimana 20 menit sebelumnya rival-rivalnya sudah terlebih dahulu keluar. Kondisi lalu lintas pertigaan Pasar Jumat sangat padat berbarengan dengan jam pulang kerja, pukul 17.55 baru bisa masuk tol JORR. Kondisi jalan tol juga sangat padat, dan disini aku baru bisa merasakan kecanggihan mesin ini, pegerakan mesin ini tidak seperti bis lain pada umumnya dimana start awal atau tarikan pertama tenaganya bisa dibilang seperti mobil pribadi, sangat ringan setelah turun porsneling ataupun setelah berhenti. Dengan kecanggihan mesin seperti ini sang pilot tidak menyia-nyiakannya, beliau bergerak zig zag layaknya mengendarai mobil pribadi, bahkan sesekali ngeblong melalui bahu jalan dikarenakan jalur kanan yang padat.

Pukul 18.33 mulai memasuki tol cikampek, kondisi jalan tidak kalah ramainya dengan kondisi jalan tol JORR dan sang pilot hanya bisa memacu di kecepatan maksimal 80 Km/Jam. Selama di tol tidak ada aksi blong-blongan dengan armada lain. Pukul 19.25 keluar di Karawang Timur untuk mengambil penumpang di terminal.

Pukul 19.50 posisi sudah di simpang jomin dan hanya ramai diisi truck-truck, setelah memasuki kawasan subang pada pukul 20.30 kami bertemu Gunung Mulia berbaju Nucleus dengan mesin Hino sedang menyalip truck dari sebelah kanan, kami ikut menempel di belakangnya dengan jarak tak lebih dari 3 meter, setelah truck berhasil dilalui, Gunung Mulia tetap mengambil lajur kanan, kami mengambil lajur kiri untuk mencoba melaluinya dan tidak dapat dikarenakan ada truck di depannya, mungkin karena merasa tertekan dengan jarak yang tidak berubah akhirnya Gunung Mulia menyerah mengambil lajur kiri untuk memberikan jalan kepada kami setelah meyalip truck selanjutnya.

3 menit berikutnya kami bertemu dengan Dieng Indah, Sinar Jaya Proteus dan sumber alam. Aksi blong-blongan dengan ke tiga bis tersebut hanya berlangsung selama 4 menit dimana ke 3 bis tersebut kena centang dari jalur kiri dengan kecepatan 70 Km/Jam.

Pukul 20.43 kami memasuki jembatan Pamanukan, dan 5 menit kemudian kami bertemu dengan Roslia Indah dengan nomor lambung 266, tapi disini tidak ada aksi blong-blongan dikarenakan Rosin tidak memberikan perlawanan dan kami dengan mudah mendahuluinya dengan kecepatan 70 Km/Jam.

Tepat pukul 21.01 kami memasuki RM. Barokah Indah untuk mendapatkan fasilitas service makan, selama di tempat peristirahatan ada 3 armada sedulurnya, yakni Mba Shanti Airs Galaxy biru ex Big Top, Evobus hijau dan MB 1521 merah, serta salah satu rivalnya yaitu black bus Bejeu yang parkir di belakang.

Pukul 21.37 kami keluar meninggalkan tempat peristirahatan dengan posisi Pilot ke dua yang bisa dibilang usianya jauh lebih muda dibanding pilot pertama, dan kurang lebih 100 meter setelah tempat istirahat, bis yang dijuluki “si kebo” oleh kalangan penggemar bis ini masuk ke Pom bensin untuk mengisi solar. Setelah kurang lebih 10 menit pengisian solar kami melanjutkan perjalanan, kondisi jalan sepi yang hanya diisi truck-truck sempat membuat aku tertidur selama 15 menit karena ayunan airsusnya yang bisa menyesuaikan kondisi jalan ditambah kondisi perut yang kenyang.

Pukul 22.27 memasuki daerah celeng, disinilah terjadi aksi blong-blongan yang menarik, karena kami bertemu Rosin dengan nomor lambung 259 dan Pahala Kencana 1525 New Marcopolo, Rosin berhasil kami lalui di track lurus yang sepi, sedangkan Pahala Kencana memberikan perlawanan yang sengit, sebenernya secara teknis kami bisa mendahuluinya, namun dikarenakan kondisi jalan yang ramai dengan truck kami Cuma bisa membuntutinya saja sampai memasuki gerbang tol Palimanan.

Selama di jalan tol, lari bis kami tidak ada yang bisa menandingi bahkan beberapa kali mencapai top speed di angka 140 Km/Jam, dan aku bisa mendapat kesempatan duduk di tempat kernetnya karena sang kernet ke kandang macan untuk tidur. Bahkan kesempatan aku duduk di tempat tersebut sampe semarang.

Selama perjalanan dari keluar tol pejagan sampai semarang tidak ada aksi yang menarik, hanya saja bis ini sempat di test kepakeman remnya di daerah Tegal kota dimana ada truck yang berhenti mendadak dan jarak kami dengan truck tersebut hanya 2 meter, dengan sigapnya sang pilot langsung menginjak remnya dalam-dalam sampe seluruh penumpang yang sedang tertidur pulas terbangun dan beberapa ada yang berteriak, bahkan akupun sempat memejamkan mata karena ketakutan.

Pukul 03.15 aku turun di terboyo, dan langsung mampir ke warung kopi untuk istirahat sambil menunggu bis pertama Shantika Semarang-Solo.

Catatan :
Laporan perjalanan untuk Shantika Semarang-Solo tidak saya catat, dan perjalanan pulang ke Jakarta menggunakan Rosalia Indah SE No. lambung 317 pun tidak ada, dikarenakan kondisi badan saya yang sudah teramat lelah kurang tidur, jd selama perjalanan menggunakan 2 bis tersebut keseringannya hanya tidur... hehehe..
selama perjalanan kembali ke Jakarta menggunakan Rosalia Indah tidak ngeblong, mungkin dikarenakan sang pilot lebih mengutamakan kenyamanan penumpang, tapi untuk service makannya sangat memuaskan, dan ini untuk fotonya :



Nama Bis :
Po. Rosalia Indah
Kelas :
Super Executive
Fasilitas :
Seat 2-1
Toilet
TV LCD
Makan 1 kali & Breakfast Roti + Teh/Kopi
Karoseri :
New Marcopolo (Adi Putro)
Mesin :
Mercedes Benz 1525
Harga Tiket :
Rp. 180.000,-

bagi anda yang ingin ke solo sendiri maupun bersama keluarga menggunakan bis malam dan tidak suka aksi blong-blongan (kebut-kebutan), Bis ini sangat recomended.

dan sekali lagi, LaPer(Laporan Perjalanan) istilah yang saya pakai untuk menulis laporan ketika mencoba suatu PO tanpa ada maksud apapun, apalagi menyaingi CaPer (Cerita Perjalanan), kalo mau di tulis CaPer agak malu, karena hanya berisi aktivitas tidur saya, lain dengan catatan Caper senior-senior yang sudah berpengelaman.

FYI :
Scania Shantika ini sekarang sudah tidak digunakan ngelen ke Jepara lagi, tapi untuk Jakarta - Solo - Ponorogo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar