Jumat, 26 Maret 2010

Jakarta - Semarang - Jakarta

24 - 26 Maret 2010

# Jakarta - Semarang













Nama Bis :
Po. Shantika
Kelas :
Big Top (24 Seat)
Nomor Polisi :
H 1738 BG
Fasilitas :
Seat 2-2
Toilet
TV LCD 10" per 2 deret bangku
Makan 1 kali

Karoseri :
Galaxy High deck Air Suspension (Tentrem)
Mesin :
Hino RK8 R260
Harga Tiket :
Rp. 140.000,-

Jum’at 20 Maret 2010 ketika buka FB, liat status Black Bus Community yang isinya “JANGAN LUPA TGL 25 MARET 2010, SI HITAM BEJEU PEMBERANGKATAN PERDANA JEPARA-LEBAK BULUS BUAT TEMEN-TEMEN BUSMANIA N PELANGGAN SETIA, SEGERA PESAN TIKETNYA JANGAN SAMPAI KEHABISAN.....LIMITED EDITION....”, dengan segera aku berikan hpku ke istri untuk mendapatkan SIT (Surat Izin Touring), walaupun dengan raut wajah agak setengah terpaksa tapi pada akhirnya tetep memberikanku izin, terima kasih istriku..:)

Ke esokan harinya aku buka www.bejeu.com & ke terminal Lebak Bulus untuk mendapatkan contact person pemesanan tiket dan informasi mengenai pemberangkatan, sekaligus untuk Cuci Mata melihat punggawa-punggawa malam yang siap beraksi di arena Pantura. Awalnya hampir urung niat touring pemberangkatan perdana trayek Jepara - lebak bulus si hitam ini, karena aku kira pemberangkatan tanggal tersebut dari Lebak Bulus, ternyata informasi yang aku terima dari agen yang di Jepara pemberangkatan untuk tanggal tersebut hanya dari Jepara sedangkan dari Lebak Bulusnya baru ada tanggal 30 Maretnya.

Saat berpikir sambil memandangi keadaan sekitar (Terminal Lebak Bulus) mataku tertuju oleh gagahnya sebuah Livery Orange New Marcopolo Hidecknya Adi Putro & si gendut biru 1737 Galaxy AirS Hidecknya Tentrem kelas Big Top milik Mba Shanti (Shantika), dan seketika terpecahkan kebuntuan permasalahan touring pemberangkatan perdana si hitam dari Jepara, karena aku langsung memutuskan untuk berangkat dari Jakarta menggunakan Mba Shanti dan pulangnya menggunakan si hitam.

Tanpa rasa ragu lagi aku langsung menghampiri salah satu pilot si orange untuk menanyakan apakah tanggal 24 Maret berangkat dari Lebak Bulus lagi atau tidak, tetapi sang pilot tidak bisa memastikan dan akhirnya kuputuskan memesan tiket Big Top dengan harga 140 ribu karena untuk kelas tersebut Mba Shanti memiliki 2 unit yaitu 1737 & 1738 yang tiap harinya bergantian untuk pemberangkatan dari Jakarta Maupun dari Jepara.

Hari yang dinanti telah tiba, tepatnya Rabu 24 Maret. Karena Jam kantor yang harus memaksa aku untuk pulang jam 5 akhirnya aku naik dari Rawa Mangun, karena sudah tidak mungkin lagi naik dari Lebak Bulus yang berangkat jam 16.30. Pukul 17.50 sampai di Rawa Mangun dan si gendut biru mba Shanti sudah parkir di jalur satu dengan di belakangnya Muji Jaya hijau dengan balutan New Marcopolo adi Putro dan di sebelah kanannya mba shanti hijau tosca, di sekitarnya terdapat 3 buah Nusantara, 2 buah Sinar Jaya, Senja Furnindo, Rosalia Indah, Malino Putra.

Pemberangkatan mundur setengah jam yang semulanya dijadwalkan jam 19.00 tapi masih blm berangkat juga dikarenakan kata pak supirnya “tanggung sisa 1 seat lg yg belum terisi biar dapet bonus”. Tepat jam 19.30 bis keluar dr Rawa Mangun dengan kondisi full seat, kondisi interior bis secara umum masih sangat bagus dengan jarak seat yang sangat luas ditambah dengan fasilitas LCD 10” 8 buah yang dipasang per dua deret bangku sangat memanjakan para penumpang.

Bis yang menggunakan suspensi udara (air suspension) ini langsung teruji disaat melintasi rel kereta api Cipinang, dimana aku merasa seperti “diayun” saat melintasinya, tidak senyaman seperti bis-bis sebelumnya yang pernah aku coba, terutama bis-bis dalam kota.. hehehe..

Tepat pukul 19.45 bis masuk tol dalam kota melalui pintu tol perumpung, kondisi cuaca yang hujan dan suasana jalan yang masih padat membuat laju bis hanya bisa di angka + 80 Km/jam, Pukul 20.45 posisi sudah di Km. 26 tol cikampek dan selama perjalanan sama sekali tidak menemukan “rival-rival” atau sedulur2nya mba shanti yg aku naiki, rasa kantuk pun tidak bisa ditahan lagi dan terbangun di Simpang Jomin Cikampek tepat pukul 21.00.

Selama di jalur Pantura pun tidak menemukan “rival-rival” atau sedulur2nya, hanya bis-bis jawa tengah bagian barat seperti Dewi Sri & Sinar Jaya. Dewi Sri yang berbaju Nucleus sempat memberikan perlawanan di daerah Patok Besi, tapi tidak lama karena pas di track lurus yang tanpa hambatan apapun seperti motor & truck, mba shanti yang bermesin Hino RK8 R260 ini sangat mudah mendahuluinya hanya dengan sekali klakson dan kerlipan lampu dimnya.

Pukul 22.05 masuk ke tempat peristirahatan di RM. UUN daerah Sukamandi, disini juga hanya dipenuhi dengan pasukan Dewi Sri, Mba Shanti Ijo tosca yang berangkat setengah jam lebih awal pun siap diberangkatkan kembali, tempat parkir yang biasa dihuni Pasukan Pahala Kencana pun kosong, sangat wajar karena jam segini kami baru masuk sukamandi.

Setelah selesai menikmati sevice makan RM. UUN pukul 22.45 kami melanjutkan perjalanan kembali dengan pilot ke dua, pilot yang mendekam di kandang macan semenjak keluar Rw. Mangun ini awalnya sangat biasa cara membawanya, tidak seganas dengan pilot pertama tp ternyata asumsiku salah, selepas pertigaan daerah celeng Indramayu pilot kedua ini baru mulai menunjukkan skill mengemudinya, mhmm.. ternyata tidak kalah dengan pilot yang pertama.

Kondisi jalan yang sepi, yang hanya dihuni truck-truck membuat diriku jadi ngantuk, ketiduran pun terjadi lagi.. hehehe.. sekali-sekali aku terbangun dan melihat kondisi jalan masih sama seperti dengan kondisi terakhir sebelum aku tertidur dengan laju bus minimal di angka 80 Km/jam, akhirnya aku memilih melanjutkan tidur.
Memasuki alas roban aku terbangun, situasi jalan kearah timur dipadati dengan truck-truck, sementara arah sebaliknya hanya satu dua kendaraan saja yang melintasi, dengan mudahnya bus yang aku tumpangi mendahului truck-truck tersebut. Selepas alas roban situasi jalan tidak berubah, hanya truck dan beberapa kendaraan pribadi yang melintas.

Tepat pukul 04.30 aku turun di depan terminal terboyo Semarang dan langsung menuju warung kopi yg berada tepat disamping pos polisi, sambil menyeruput hangatnya kopi susu yang ditemani beberapa batang rokok aku bingung untuk melanjutkan perjalanan kemana, akhirnya masjid agung Jawa Tengah jadi pilihanku untuk tempat beristirahat sambil menyalurkan hobyku yang lainnya yaitu moto-moto.

# Semarang - Jakarta












Nama Bis :
Po. Bejeu
Kelas :
Executive (32 Seat)
Nomor Polisi :
K 1433 CC
Fasilitas :
Seat 2-2
Toilet
TV LCD 2 buah (kanan & kiri baris seat)
Snack
Air mineral botol
Makan 1 kali
Coffe
Internet Access (Wifi)

Karoseri :
New Marcopolo High deck Air Suspension (Adi Putro)
Mesin :
Hino RK8 R260
Harga Tiket :
Rp. 110.000,-

Pukul 16.30 setelah mati gaya seharian ber I’tikaf (kalo kata Pak Ustadz) di masjid agung Jateng akhirnya aku menuju terminal terboyo untuk kembali ke Jakarta menggunakan armada BEJEU yang menjadi tujuan utama touring kali ini, siang harinya saya di sms oleh salah satu agennya untuk menunggu di depan pos polisi Terminal Terboyo jam 6 sore, armada yang berangkat dengan No. Polisi K 1433 CC dan duduk di seat 1A.

Pukul 17.10 saya tiba di Pos Polisi terboyo, sambil menunggu saya masuk lagi ke warung kopi yang subuh tadi juga menjadi tempat mampir saya sebelum ke masjid agung Jateng, Pukul 18.30 Punggawa-punggawa malam dari arah Timur mulai ramai melintasi depan terminal Terboyo, diantaranya Nusantara, Shantika, Haryanto, Senja Furnindo termasuk bejeu sendiri.

Pukul 19.20 armada yang aku tumpangi memberikan sinyal melalui lampu dim tepat di lampu merah terboyo, aku segera bergegas sambil menatapi indahnya kilauan biru lampu bejeu ciri khas New Marcopolo, setelah menaiki aku segera disuruh menempati seat paling depan oleh kernet sembari memberikanku snack yang berupa roti manis bermerk “bejeu” dan satu buah air mineral botol ukuran sedang.

Setelah membereskan tas di bagasi atas dan mencari posisi PW sambil diiringi lagu “Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan” tembang kenangan milik Bung ebit G. Ade ternyata didepan sudah ada Haryanto 1521 biru berbaju New Marcopolo, terjadilah pertempuran ringan di tol dalam kota Semarang, bis yang aku tumpangi tidak bisa mengikuti laju haryanto tersebut, mungkin dikarenakan sang pilot masih butuh penyesuaian dengan armada RK8 R260 yang baru pertama kali ngeline ini, karena yang aku rasakan masih terasa berat tarikannya dibandingkan Mba Shanti yang aku tumpangi untuk kearah Semarang, dimana spesifikasi mesinnya sama persis.

Pukul 19.50 keluar tol Semarang, parkir disebelah kiri Haryanto biru yang tadi sempat bermain di tol dalam kota dan bejeu yang berangkat lebih awal sedang menaiki penumpang, situasi jalan macet merayap, sang pilot mengambil jalur kiri, 200 meter didepan ternyata ada truck mogok yang menjadi penyebab kemacetan, karena salah mengambil jalur Haryanto dan bejeu tadi yang sedang menaiki penumpang berhasil mendahului dan jauh meninggalkan bis yang aku tumpangi.

Pukul 20.10 masuk daerah Kendal, selepas perempatan dari arah kiri Muji jaya merah berbaju New Marcopolo menyalip bis yang aku tumpangi, dan terjadilah kejar-kejaran sampai memasuki RM. Sendang Wungu dengan posisi di depan Muji Jaya walaupun sesekali berhasil menyalipnya.

Karena keterbatasan waktu dan kamera, selama di tempat peristirahatan tidak bisa untuk mengabadikan para punggawa-punggawa malam yang sedang beristirahat, padahal banyak sekali yang sedang parkir, dilahan parkir Bejeu sendiri aja ada 4 bis yang sedang berisitirahat termasuk bis yang aku tumpangi.

pukul 21.15 keluar Rumah Makan dengan pergantian pilot, 3 saudara kandung yang tadi istirahat bersama sudah terlebih dahulu meninggalkan Rumah Makan, kondisi jalan masih ramai dan hujan yang lumayan deras pun turun, mhmm.. dengan kondisi cuaca seperti itu dan perut yang baru saja terisi membuat mata ini tidak bisa lagi menahan kantuk.

Sekitar pukul 02.00 aku terbangun dengan mata yang sebenarnya masih terasa berat untuk melek, posisi sudah berada di sekitar Indramayu dan aku liat kedepan sedang ngeblong beberapa bis, diantaranya Rosin, ternyata pilot kedua yang awalnya aku kira skill dan keberaniannya sama dengan pilot pertama ternyata tidak, lebih agresif, tapi sayang mata ini tidak bisa dipaksakan juga untuk melihat aksi blong-blongan si hitam ini.

Pukul 04.20 aku terbangun dan posisi sudah di tol Cikunir (JORR) tepatnya di pintu tol Jati Melati, mhmm.. sepertinya rekor tidur kali ini menjadi rekor tidur terlama selama beberapa kali aku touring. Bis yang tujuan akhir terminal lebak bulus ini, ternyata melewati kampung rambutan dan pasar rebo juga, akhirnya aku memutuskan turun di jalan baru tepat pukul 04.30 untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Bekasi.


Catatan :
LaPer(Laporan Perjalanan) istilah yang saya pakai untuk menulis laporan ketika mencoba suatu PO tanpa ada maksud apapun, apalagi menyaingi CaPer (Cerita Perjalanan), kalo mau di tulis CaPer agak malu, karena hanya berisi aktivitas tidur saya.. hehehe.. lain dengan catatan Caper senior-senior yang sudah berpengelaman.


Regards,
Dwi Hartanto – Boy
081388923322

Selasa, 23 Maret 2010

Prolog

Why "all about bus"?? sengaja nama tersebut yang saya pilih untuk judul blog ini dikarenakan tujuan saya membuat blog ini akan berisikan tentang bis, khususnya perjalanan pribadi saya atau yang biasa disebut dengan Touring dikalangan komunitas Pecinta Bis.
ketertarikan saya dengan bis dimulai semenjak umur 12 tahun atau tepatnya kelas 6 SD, dimana saat itu saya sekolah di Jakarta sedangkan rumah di Bekasi. Di era tersebut bis AC Mayasari Bhakti yang jurusan ke Bekasi hanya satu, yaitu AC-05 dengan Trayek Blok M - Bekasi, karena saking terobsesinya dengan bis tersebut maka dengan modal nekat dan uang pas2an memberanikan diri mencoba naek bis tersebut yang padahal tempat sekolah saya di Tebet.
Setelah sekian lama tidak mengikuti perkembangan dunia bis, secara tidak sengaja disaat browsing-browsing saya menemukan beberapa komunitas Pecinta Bis yang ada di Indonesia ini, mhmm.. ternyata "orang aneh" yang biasa banyak orang bilang ke diriku banyak juga yaa.. hehehe..